BIOLOGI - ANTROPODA

KATA SERAPAN - tugas Bhs. Indonesia

. Kata Serapan .
Kata Serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

            Berdasarkan taraf integrasinya, kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 golongan besar.
Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Bahasa yang paling banyak diserap kata-katanya, berdasarkan referensi penulis, adalah bahasa Belanda yang mencapai 3.280 kata. Hal ini terutama disebabkan lamanya masa penjajahan oleh bangsa Belanda yang mencapai 3,5 abad. Bahasa Belanda dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam komunikasi gagasan kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Belanda :
o   advokat (advocaat),
o   brankas (brandkast),
o   demokrasi (demokratie),
o   eksemplar (exemplaar), dan lain-lain.

Setelah bahasa Belanda, yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan kata-katanya adalah bahasa Inggris. Jumlah kata yang diserap dari bahasa Inggris adalah sebanyak 1.610 kata.
Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Inggris :
o   aktor (actor),
o   aktris (actress),
o   bisnis (business),
o   departemen (department), dan lain-lain.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, banyak kata termasuk dari bahasa Inggris yang belum sepenuhnya diserap sehingga pemakaiannya masih dalam bentuk aslinya. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan dipakai secara luas di negeri ini hingga masa yang akan datang. Hal tersebut memungkinkan penyerapan kata yang lebih banyak lagi dari saat ini.
Berdasarkan referensi, jumlah kata yang diserap dari berbagai bahasa antara lain :
1.    Bahasa Arab (1.495 kata)
2.    Bahasa Sansekerta atau jawa kuno (677 kata)
3.    Bahasa Cina (290 kata)
4.    Bahasa Portugis (131 kata)
5.    Bahasa Tamil (83 kata)
6.    Bahasa Parsi (63 kata)
7.    Bahasa Hindi (7 kata)
Kata-kata yang telah diserap dari bahasa lain berperan dalam memperkaya bahasa Indonesia dan hal yang terpenting dari kata serapan adalah pemakaian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

            Kata – kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan  empat cara yang lazim ditempuh yaitu adopsi , adaptasi, penerjemahan, dan kreasi.

4.    Cara Adopsi.
Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh :
o   Supermarket,
o   Plaza,
o   Mall,
o   Hotdog,
o   Impeachment,
o   dll.

5.    Cara Adaptasi.
Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh :
o   Option           à opsi,
o   Provocateur  à provokator,
o   Conspiracy    à konspirasi,
o   Reformation  à reformasi,
o   Pluralization  à pluralisasi,
o   Acceptability  à akseptabilitas,
o   Maximal         à maksimal,
o   Cadeu                        à kado,
o   Dll.

3.    Cara Penerjemahan.
Cara ini terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut diberi padanan dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
o   Overlap         à  tumpang-tindih,
o   Acceleration  à  percepatan,
o   Pilot Project  à  proyek rintisan,
o   Try Out         à  uji coba,
o   Dll.
4.    Cara Kreasi.
Cara ini terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
o   Effective        à Berhasil guna,
o   Shuttle           à Ulang alik,
o   Spare part      à Suku cadang,
o   Dll.


. ArtikeL .

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, bulletin, dsb) dan bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Artikel ditulis berdasarkan informasi – informasi fakta mengenai sebuah tema. Pembahasan pada sebuah artikel haruslah singkat padat, tidak bertele – tele, aktual, dan memiliki daya tarik tersendiri.

Ciri – ciri artikel adalah sebagai berikut :
Ø  Lugas : tulisan langsung menuju persoalan.
Ø  Logis : segala keterangan yang dipaparkan harus memiliki dasar dan alasan yang masuk akal dan dapat diuji kebenarannya.
Ø  Tuntas : masalah atau tema yang dipilih dipaparkan secara mendalam.
Ø  Objektif : keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan fakta yang ada.
Ø  Cermat : berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau sekecil apapun.
Ø  Jelas dan padat : keterangan mudah dipahami.
Ø  Tidak melibatkan emosi yang berlebihan.
Ø  Menggunakan bahasa baku dan memperhatikan tanda baca.

#. Contoh Artikel

Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di daerah tujuan wisata hingga kembali ke negara asalnya yang melibatkan berbagai hal seperti; transportasi, penginapan, restoran, pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata.
Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya bermuara pada pemberian manfaat ekonomi bagi industri pariwisata dan masyarakat lokal. Industri-industri pariwisata yang sangat berperan dalam pengembangan pariwisata adalah: biro perjalanan wisata, hotel dan restoran. Selain itu juga didukung oleh industri-industri pendukung pariwisata lainnya.
Biro perjalanan wisata merupakan jembatan penghubung antara wisatawan dengan penyedia jasa akomodasi, restoran, operator adventure tour, operator pariwisata dan lain-lain. Umumnya wisatawan menggunakan jasa biro perjalanan wisata dalam menentukan rencana perjalannya (tour itinerary), namun tidak tertutup kemungkinan wisatawan mengatur rencana perjalanannya sendiri. Dalam konteks pengembangan pariwisata, biro perjalanan wisata memiliki beberapa penting antara lain:


a)    Mendatangkan wisatawan. Ketidaktahuan wisatawan terhadap destinasi yang akan dikunjungi merupakan faktor pendorong utama untuk menggunakan jasa biro perjalanan wisata sebagai pemandunya;
b)    Meminimalisasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh wisatawan. Biro perjalanan wisata harus memberikan informasi pra perjalanan (pre-tour information), literatur, atau buku panduan lainnya tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama berada di destinasi pariwisata untuk menghindari munculnya dampak-dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan sosial- budaya masyarakat. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggunakan sistem pengaturan jumlah kunjungan wisatawan dalam skala kecil sehingga bisa mengurangi intensitas sentuhan langsung wisatawan dengan alam dan tidak melebihi daya tampung (over-visited) destinasi pariwisata;
c)    Meminimalisasi dampak-dampak yang disebabkan oleh operator penjual produk pariwisata. Ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para manajer, staf dan karyawan lainnya terhadap pentingnya pelestarian lingkungan dan sosial-budaya masyarakat;
d)    Menyediakan program pelatihan kepada para manajer, staf dan karyawan lainnya tentang cara berkomunikasi dan menangani wisatawan yang ketika mereka berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sosial-budaya masyarakat;
e)    Memberikan bantuan dana untuk konservasi alam yang dijadikan sebagai salah satu pruduk atau paket wisata;
f)    Menyediakan paket-paket wisata yang ramah lingkungan.
Ada empat komponen yang terlibat sebagai penghubung antara wisatawan manca negara dengan obyek pariwisata yaitu; travel agent, outbound tour operator, inbound tour operator dan local service providers. Travel Agent merupakan agen perjalanan wisata yang menawarkan berbagai jenis pelayanan dan paket wisata domestik maupun internasional yang menjual langsung kepada calon wisatawan. Outbound Tour Operator merupakan operator perjalanan wisata yang secara khusus menjual paket wisata yang lengkap (complete tour package) ke luar negeri. Paket wisata, kegiatan wisata, dan jadwal keberangkatan dan kedatangannya sudah terprogram secara matang dan dibuat di dalam satu brosur, pamplet dan website yang berisi tentang semua informasi tentang paket tersebut. Outbound tour operator bekerjasama dengan inbound tour operator yang berada di daerah tujuan wisata yang menangani wisatawan dan menyediakan semua pelayanan paket wisata yang dijualnya. Inbound tour operator merupakan operator tour internasional yang berada di daerah tujuan wisata yang menyediakan semua pelayanan kepada wisatawan mulai dari kedatangan di daerah tujuan wisata yang dikunjungi hingga keberangkatan ke negara asal wisatawan. Local Service Providers merupakan komponen lokal penyedia saranan penunjang pariwisata seperti; akomodasi, transportasi lokal, pemandu wisata lokal, toko kerajinan dan cindramata. Semua komponen lokal ini dikelola berbasiskan kemasyarakatan.

Sumber:
Subadra, I Nengah. 2006
(website)

#. Kata Serapan yang Ada pada Artikel diatas.

        Pada contoh artikel diatas, terdapat beberapa kata yang termasuk dalam kata serapan, yaitu :

- Akomodasi              à accommodation (termasuk dalam “Cara Adaptasi”)
- Negatif                     à negative (termasuk dalam “Cara Adaptasi”)
- Daya tampung       à over visited (termasuk dalam “Cara Penerjemahan”)
- Operator                  à operator (termasuk dalam “Cara Adopsi”)
- Program                  à program (termasuk dalam “Cara Adaptasi”)
- Pamplet                   à pamflet  (termasuk dalam “Cara Adaptasi”)

CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

CATATAN KAKI


*         Fungsi Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.

*         Pemakaian
Catatan kaki dipergunakan sebagai :
a.    Pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b.    Tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c.    Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d.    Tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.

*         Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

*         Penempatan
Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.

Contoh :
Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York : The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.

Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.  Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

*         Unsur – Unsur Catatan Kaki
v   Untuk Buku
a)        Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
b)        Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
c)        Nama atau nomor seri, kalau ada.
d)        Data publikasi :
§  Jumlah jilid, kalau ada
§  Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
§  Nama penerbit, diikuti koma di antara.
§  Tahun penerbitan. tanda kurung
e)        Nomor jilid kalau perlu.
f)         Nomor halaman diikuti titik (.)

v   Untuk artikel dalam Majalah/Berkala
a)        Nama pengarang.
b)        Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
c)        Nama majalah, digarisbawahi.
d)        Nomor majalah jika ada.
e)        Tanggal penerbitan.
f)         Nomor halaman.

*         Contoh – Contoh
(perhatikan spasi)

2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p. 75.
3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P dan K, 1979), pp. 81 - 95.
4Ibid., p. 15.
5John Dewey, op.cit., p. 18.
6John Dewy, loc.cit.


VIdeo Pembelajaran