CONTOH RESENSI NOVEL


Resensi Novel :
Daddy-Long-Legs

PENDAHULUAN



§             Biografi pengarang.
Jean Webster adalah nama pena dari Alice Jane Chandler (1887 – 1916), yang lahir dan menghabiskan sebagian hidupnya di Negara bagian New York. Mungkin memang sudah ada dalam darahnya bahwa dia akan menulis salah satu buku paling disukai sepanjang masa. Namun, sewaktu masih sekolah, dia terkenal sangat buruk dalam mengeja.
Jean Werster mendapatkan pendidikan yang bermutu dan lulus dari Vassar Collage pada tahun 1901. Dalam kunjungan – kunjungan amalnya ke kalangan jelata, dia menjadi yakin bahwa anak – anak yang kurang mampu bisa meraih kesuksesan dalam hidup. Gagasan itu dia kembangkan dengan sentuhan humor dan gaya dalam buku Daddy-Long-Legs.
Daddy-Long-Legs bukanlah buku pertama yang ditulis oleh Jean Webster, namun berkat buku inilah dia terus dikenang.

§             Isi Novel.
Novel ini berisikan cerita tentang kehidupan seorang remaja yang tinggal di Panti Asuhan, yang sudah mencapai usia kadaluarsa di Panti Asuhan. Untungnya seorang dewan pengawas menawarkan kesempatan untuk mengirimnya ke perguruan tinggi dengan sebuah syarat.

§             Tujuan Pengarang.
-  Menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah paragraf (sebuah buku).
-  Mengajak pembaca untuk menghargai amanat seseorang.

§             Tujuan Penyusunan Novel.
a)           Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
b)           Untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan untuk membuat resensi.
c)            Untuk melatih diri dalam bekerja dan kami ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat tentang isi novel ini layak atau tidak untuk dibaca.

§             Manfaat.
Novel ini sangat bermanfaat bagi semua arang terutama para remaja sekarang. Selain itu untuk mengetahiu kehidupan seorang gadis yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan.

§             Sasaran.
Novel ini ditujukan untuk masyarakat luas dari bawah, menengah, dan atas. Khususnya para remaja, para siswa SMA, dan mahasiswa

§             Sistematika Novel.
Novel ini tersusun secara sederhana dimulai dari pembukaan cerita, isi cerita, dan penutup cerita.

§             Segi Kebahasaan dan Ejaan.
Karena novel ini merupakan novel terjemahan, maka beberapa kata yang digunakan masih menggunakan bahasa asing.

PEMBAHASAN
§             Identitas Buku
a. Judul buku                 : Daddy-Long-Legs.
b. Jenis buku                : Fiksi.
c. Pengarang                : Jean Webster.
Penerjemah: Ferry Halim
Penyunting  : Ida Wajdi
Pewajah Isi : Aniza Pujiati
d. Penerbit                    : Atria.
e. Cetakan                    : I – Jakarta, November 2009.
f. Halaman buku           : 235 halaman.
g. Tebal buku                : 1,3 cm ( 20,5 cm x 13 cm )
h. Harga Buku               : Rp.29.000,00

§             Sinopsis
Jerusha Abbott (dia lebih suka dipanggil Judy)sudah mencapai masa kadaluwarsa di Panti Asuhan John Grier. Artinya, dia tidak boleh tinggal disana lagi. Untunglah salah seorang dewan pengawas Panti Asuhan John Grier menawarkan kesempatan untuk mengirim Judy Abbott ke perguruan tinggi.
Satu – satunya syarat yang diminta adalah gadis itu harus menulis surat pada dewan pengawas tersebut setiap bulan. Si Tuan Budiman yang tidak ingin diketahui jati dirinya itu cuma sempat dilihatnya dari jarak jauh, dan dia memiliki tungkai kaki yang panjang – mirip laba-laba – sehingga Judy menyebutnya “Daddy-Long-Legs”.
Hidup Judy di perguruan tinggi diramaikan oleh teman – teman, pelajaran, pesta, dan persahabatan dengan si ganteng Jervis Pendleton yang kian bertumbuh. Dengan adanya begitu banyak hal yang terjadi pada hidupnya, Judy hampir tidak bisa berhenti menulis.

§             Isi Resensi
a)     Susunan Penyajian
Novel yang berjudul Daddy-Long-Legs ini dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan para remaja.
Dimulai dari pembukaan cerita sampai pertengahan cerita yang tanpa percakapan sama sekali yang digantikan oleh tulisan – tulisan surat dari Judy. Dan uniknya lagi pengarang dapat mengajak pembaca untuk berfikir akhir dari cerita novel itu.

b)     Gaya Bahasa
Pengarang menggunakan bahasa yang tidak baku supaya masyarakat umum, khususnya para remaja mudah mengerti dari isi novel ini.
Novel ini merupakan novel terjemahan, maka beberapa kata yang digunakan masih menggunakan bahasa asing.

c)      Hal yang Menarik dari Novel
Novel ini bisa menarik perhatian para pembaca. Dari setiap bagian cerita ke bagian cerita yang lain bisa membuat penasaran para pembaca karena dalam novel ini tidak ada dialog percakapan. Para pembacapun menjadi ingin cepat menyelesaikan membaca novel ini dan mengetahui akhir cerita.

d)     Kelemahan Novel
o       Isi cerita dari novel ini tidak sempurna (tidak ada percakapan ) karena pengarang tidak menyelesaikan akhir dari cerita sehingga para pembaca harus memikirkan akhir cerita novel ini sendiri.
o       Cerita hanya bisa dipahami dari surat – surat Judy.
o       Terdapat beberapa Bahasa Asing.


e)     Kelebihan Novel
o       Cover ( sampul ) sangat menarik.
o       Tokoh sangat sedikit, sehingga mudah dipahami.
o       Memberikan pesan – pesan yang sangat berguna untuk semua orang terutama para remaja.



KESIMPULAN

Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis remaja yang tinggal di Panti Asuhan John Grier. Gadis itu mendapat kesempatan untuk melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang ditawarkan seorang dewan pengawas yang tidak ia ketahui jati dirinya. Dan pada akhirnya ia mengetahui bahwa dewan pengawas yang ia sebut “Daddy” itu adalah sahabatnya sendiri, Jervis Pendleton.
Cerita dalam novel ini memberikan gambaran seorang gadis yang berjuang dengan gigih untuk tetap bisa bersekolah, walaupun dengan adanya syarat – syarat yang diajukan.

SYARAT MENULIS ATAU MEMBUAT CERPEN


         Syarat – syarat menulis atau membuat cerpen.
a.          Buatlah sinopsis (rangkuman) terlebih dahulu agar mudah mengembangkan idenya menjadi sebuah cerita.
b.          Sebuah cerita harus mengandung sebuah konflik utama yang menguasai jalan cerita, pelaku utama, dan jalan cerita yang padat.
c.          Jika menulis cerpen, jangan melupakan unsur – unsure intrinsik seperti :
o           Unsur isi.
-        Tema          :       Suatu pokok persoalan yang mendasari sebuah cerita (ketuhanan).
-        Amanat       :       Pesan – pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.  
o           Unsur Pembangun.
-        Tokoh                 :   Individu yang mengalami peristiwa di dalam cerita.
-        Penokohan        :   Cara pengarang menyajikan tokoh dalam cerita.
ü          Penokohan dibedakan menjadi :
§ Protagonis       :     Peran utama yang merupakan pusat cerita, biasanya tokoh yang baik.
§ Antagonis         :     Peran yang menentang peran utama, biasanya bersifat jahat.
§ Tritagonis         :     Peran pembantu atau menengah yang bertugas menjadi pendamai konflik.
ü          Fungsi penokohan :
§ Menghidupkan cerita.
§ Memegang alur cerita.
§ Menyampaikan keinginan pengarang.
-        Latar                   :   Tempat waktu dan suasana peristiwa yang ada dalam cerita.
ü          Peran Latar :
§ Memperjelas kapan, dimana, dan bagaimana terjadinya suatu peristiwa dilaksanakan.
§ Memperjelas alur dan tokoh cerita.
§ Memperjelas suasana dan peristiwa dalam cerita.
Analisis Latar,Alur,Penokohan,dan Sudut Pandang

1.          Latar
Latar atau setting ialah tempat,waktu atau suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas di mana berlangsung suatu kejadian dan kapan. Demikian juga,bagaimana suasana atau keadaan ketika cerita itu berlangsung.

2.          Alur
Alur atau plot adalah rangkaian kejadian atau susunan peristiwa yang membentuk sebuah cerita, yang pada umumnya terjadi dari beberapa tahap.
a.          Pengantar.
Tahapan ini merupakan bagian cerita berupa lukisan waktu, tempat, atau keadaan yang merupakan awal cerita.
b.          Penampilan masalah
Bagian ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita.
c.          Puncak ketegangan.
Tahapan ini juga disebut klimaks, yakni masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik sudah memuncak.
d.          Ketegangan menurun.
Tahapan ini disebut juga antiklimaks, yakni masalah telah berangsur – angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai menghilang.
e.          Penyelesaian.
Bagian ini menceritakan bahwa masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan. Tahap ini disebut juga peleraian.
Urutan penyusunan bagian suatu cerpen tidak selalu sama. Dilihat dari cara menyusun bagian – bagian alur tersebut, alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus atau alur maju dan alur sorot balik atau alur mundur (flashback). Suatu cerpen dikatakan beralur maju apabila cerita tersebut disusun mulai dari peristiwa awal diteruskan dengan peristiwa – peristiwa berikutnya dan berakhir pada pemecahan masalah. Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak ke depan menuju titik awal cerita, alur demikian disebut alur mundur atau flashback.


Dengan singkat alur dapat disederhanakan menjadi 3 bagian :
-          Perkenalan;
-          Pertikaian; dan
-          Penyelesaian.
Urutan penyusunan (alur maju) bagian suatu cerpen tidak selalu sama, susunan itu antara lain:
A.
1)     Penampilan masalah
2)     Puncak ketegangan
3)     Ketegangan menurun
4)     Puncak ketegangan kembali
5)     Penyelesaian
B.
1)     Pengantar
2)     Penampilan masalah
3)     Puncak ketegangan
4)     Penyelesaian
C.
1)     Penampilan masalah
2)     Puncak ketegangan
3)     penyelesaian
3.          Penokohan
Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik lahiriah maupun batiniah seperti rupanya, pandangan hidupnya keyakinan dan adapt istiadatnya. Begitu pula tentang sikap dan tindak – tanduknya seperti peramah, pemarah, penolong, sabar, kikir, dan lain – lain.
Cara pelukisan tokoh cerita :
a.      Langsung (melalui penjelasan pengarangnya)
b.      Tidak langsung (melalui percakapan para pelakunya)
c.      Langsung dan tidak langsung (gabungan a dan b)



4.          Sudut Pandang = Pusat Pengisahan
Sudut pandang adalah kedudukan pengarang atau cara bercerita pengarang dalam ceritanya. Kedudukan pengarang dalam hal ini dapat berupa :
a)     Sudut pandang orang pertama, pengarang dapat menggunakan tokoh aku atau saya.
b)     Sudut pandang orang kedua, pengarang dapat menggunakan tokoh engkau atau kamu.
c)      Sudut pandang orang ketiga, pengarang dapat menggunakan tokoh dia atau ia.
d)     Sudut pandang pengamat serba tahu, pengarang berdiri diluar cerita, pengarang bebas mengatur cerita, pengarang hanya menjadi penuntun cerita yang tahu segala – galanya.

LAPORAN, PROPOSAL DAN KARYA ILMIAH


Laporan
1.1Pengertian laporan

        Laporan adalah penyampaian informasi dari sebuah kegiatan yang telah dilaksanakan.


Menurut cara penyampaiannya, laporan dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.   Laporan lisan
2.   Laporan tertulis



Menurut waktunya, laporan dibedakan menjadi 5, yaitu :
1.      Laporan harian
2.      Laporan mingguan
3.      Laporan bulanan
4.      laporan tahunan
5.      Laporan lima tahunan (digunakan untuk instansi)


Menurut isi, laporan dibedakan menjadi 6, yaitu :
1.      Laporan kegiatan
2.      Laporan keadaan / peristiwa
3.      Laporan hasil perjalanan
4.      Laporan hasil rapat
5.      Laporan hasil seminar
6.      Laporan penelitian



1.2Struktur Penulisan Laporan

Pendahuluan
                 -Dasar pemikiran/Latar belakang
                 -Landasan kegiatan
                 -Tujuan kegiatan
                 -Sasaran kegiatan

Isi
                 -Nama kegiatan
                 -Tema kegiatan
                 -Waktu dan Tempat
                 -Kepanitiaan
                 -Anggaran biaya
Penutup
                 -penutup


1.3Tujuan Laporan
Tujuan pembuatan laporan adalah untuk memberi informasi tentang suatu hasil pengamatan atau kegiatan yang sudah berlangsung. Selain itu laporan juga bertujuan untuk member kesimpulan, mejelaskan fakta – fakta, mengamati suatu kegiatan, dll



Proposal

2.1   Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di detailkan dalam proposal :
a)      Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
b)      Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada pembacanya.
c)      Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.

2.2 Jenis Proposal
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal.
Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan;
2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya;
3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.
Selain itu ada juga empat jenis proposal penelitian, antara lain :
1.      Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.
Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.
2.      Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
3.      Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
4.      Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

2.3   Tujuan Proposal
           Tujuan dari pembuatan proposal biasanya untuk mejabarkan penelitian yang sudah dilakukan, dapat dikatakan juga proposal merupakan suatu dokumentasi hasil penelitian.


Karya Ilmiah

3.1 Pengertian arya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
3.2 Syarat dan Manfaat Pembuatan Karya Ilmiah
Syarat karya ilmiah :
*      penulisannya berdasarkan hasil penelitian
*      Pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta
*      Karangan mengandung masalah yang  sedang dicarikan pemecahannya
*      Baik dalam penyajian maupun dalam  pemecahan masalah digunakan metode  tertentu
*      Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur  dan cermat
*      Bahasa yang digunakan hendaklah benar,  jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak  terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk  salah tafsir

Manfaat menulis karya ilmiah :
*      Melatih berpikir  tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik, aturan / kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
*      Menulis ilmiah memerlukan literatur, buku-buku ilmiah, kamus, ensiklopedia yang disusun tertib.
*      Oleh sebab pada hakikatnya sebuah karangan ilmiah ialah laporan tentang kebenaran yand diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
*      Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
*      Karena dalam karya ilmiah ada organ yang disebut bab pembahasan yang berfungsi menganalisis, memecahkan dan menjawab setiap permasalahan sampai tuntas hingga ditemukannya jawaban berupa karya ilmiah.
*      Bahasa komunikatif ilmiah memiliki syarat :
-         harus jelas = harus bermakna tunggal tidak boleh ambigu,
-         penempatan gatra (unsur fungsional dalam kalimat) harus lengkap dan dan tepat,
-         diksi atau pilihan kata harus tepat.

3.3 Struktur Penulisan
Struktur penulisan karya ilmiah, yaitu :
a.       Pendahuluan
b.      Isi
c.       Penutup

Sistematika semacam ini dapat dikembangkan sebagai berikut :
BAB I     : Pendahuluan
A.  Latar Belakang Masalah
B.  Rumusan Masalah
C.  Pemecahan Masalah
D.  Kerangka Berfikir
E.   Tujuan Penulisan
F.   Manfaat
BAB II     : Landasan Teori
BAB III    : Penutup
A.  Kesimpulan
B.  Saran – saran
DAFTAR PUSTAKA

VIdeo Pembelajaran